Secara etimologi fitnah memiliki arti
antara lainal-ibtilâ`, al-imtihândanal-ikhtibâr.
Kesemuanya berarti cobaan dan ujian. Dalam al-Qur`an, term fitnah memiliki
banyak makna seperti ujian dan cobaan, mencelakakan diri sendiri, menyerang,
menyiksa, upaya memalingkan, menipu, azab, kekacauan, penganiayaan
(penindasan), keraguan dan kesamaran, syirik, kesesatan, bencana, jawaban dusta
(kedustaan), gangguan, kezaliman, murtad, siksaan, dan gila.
Dari penelusuran
terhadap term fitnah dalam al-Qur`an ditemukan keterangan bahwa term tersebut
dilakukan oleh banyak pihak seperti orang-orang kafir, setan, Fir’aun dan para
pemukanya, malaikat Harut dan Marut, orang-orang yang hatinya condong pada
kesesatan, orang-orang yang mendustakan Allah dan ayat-ayat-Nya, orang-orang
zalim, dan bahkan Allah.
Kecuali Allah serta
malaikat Harut dan Marut, semua pelaku fitnah di atas melakukan fitnah dalam
pengertian negatif. Orang-orang kafir melakukan fitnah dalam arti serangan atau
permusuhan, memalingkan dari apa yang telah diwahyukan Allah, kekacauan,
penganiayaan dan penindasan, gangguan, dan mengolok-olok. Setan melakukan
fitnah dalam arti tipuan. Fir’aun dan para pemukanya melakukan fitnah dalam
arti siksaan. Orang-orang yang hatinya condong pada kesesatan melakukan fitnah
dalam arti menimbulkan keraguan dan kesamaran. Orang-orang yang mendustakan
Allah dan ayat-ayat-Nya melakukan fitnah dalam arti memberikan jawaban dusta.
Orang-orang zalim melakukan fitnah dalam arti kezaliman.
Sedangkan malaikat
Harut dan Marut memberikan fitnah dalam arti memberikan cobaan. Sementara itu
Allah memberikan fitnah dalam arti memberi cobaan dan ujian, menimpakan azab
kepada yang berhak mendapatkannya, menghendaki kesesatan seseorang, dan
menimpakan bencana akibat ulah manusia.
Dari ayat-ayat fitnah
juga diperoleh kesimpulan bahwa jika fitnah itu berasal dari Allah, maka di
antara penyebabnya adalah tidak dilaksanakannya perintah Allah oleh kaum Muslim
serta penyimpangan atas perintah Rasul. Sedangkan jika fitnah itu berasal dari
penguasa tiran dan para pendukungnya—yang dalam al-Qur`an disimbolkan dengan
Fir`aun dan para pemuka kaumnya, maka penyebabnya adalah ketidakpatuhan
terhadap perintah penguasa tiran dan para pendukungnya itu.
Terakhir, namun
terpenting. Sejauh penelusuran penulis atas term-term fitnah dalam al-Qur`an,
tidak ditemukan term fitnah dalam arti tuduhan dusta seperti yang kita artikan
selama ini ketika berkata: “Ini fitnah. Ini mengada-ada!” Namun bisa saja
fitnah sebagaimana kita artikan itu menimbulkan salah satu pengertian fitnah
seperti yang dimaksudkan dalam al-Qur`an misalnya kekacauan, penganiayaan,
bencana atau siksaan.
No comments:
Post a Comment